Kyokushin Karate adalah salah satu aliran bela diri yang memiliki sejarah panjang dan filosofi yang mendalam. Dalam artikel ini, kita akan mengupas lebih dalam tentang asal usul dan filosofi di balik bela diri Kyokushin Karate.
Asal usul bela diri Kyokushin Karate dapat ditelusuri kembali ke Jepang pada tahun 1964. Pendiri aliran ini adalah Masutatsu Oyama, seorang ahli bela diri yang sangat dihormati. Menurut Oyama, Kyokushin Karate bukan hanya tentang teknik bertarung, tetapi juga tentang pengembangan diri secara spiritual. Dalam sebuah wawancara, Oyama pernah mengatakan, “Kyokushin Karate bukan hanya sekadar olahraga, tetapi juga merupakan jalan hidup yang mengajarkan disiplin, ketabahan, dan keberanian.”
Filosofi bela diri Kyokushin Karate didasarkan pada prinsip-prinsip seperti kejujuran, kerendahan hati, dan ketekunan. Menurut Oyama, bela diri bukan hanya tentang melawan lawan, tetapi juga tentang mengenali diri sendiri dan mengendalikan emosi. Dalam bukunya yang berjudul “This is Karate”, Oyama menulis, “Seorang karateka sejati adalah orang yang mampu mengendalikan diri dalam situasi apapun, baik dalam kemenangan maupun kekalahan.”
Seiring berjalannya waktu, Kyokushin Karate menjadi semakin populer di berbagai belahan dunia. Banyak orang yang tertarik untuk mempelajari aliran bela diri ini karena kombinasi antara fisik dan mental yang dituntut. Menurut Soke Hirokazu Kanazawa, seorang ahli karate terkenal, “Kyokushin Karate adalah seni bela diri yang mengajarkan kekuatan fisik sekaligus ketenangan batin. Ini adalah kombinasi yang sempurna untuk mencapai keseimbangan dalam hidup.”
Dari penggalan-penggalan sejarah dan filosofi di atas, dapat kita simpulkan bahwa bela diri Kyokushin Karate bukan hanya sekadar teknik bertarung, tetapi juga merupakan sarana untuk pengembangan diri secara menyeluruh. Melalui latihan dan disiplin yang ketat, para praktisi Kyokushin Karate diajarkan untuk menjadi pribadi yang kuat, teguh, dan berani. Sebagaimana dikatakan oleh Masutatsu Oyama, “Hanya dengan menguasai diri sendiri, kita dapat menguasai dunia.”