Menelusuri Jejak Tarung Derajat Surabaya: Kebanggaan Budaya Lokal yang Harus Dilestarikan


Surabaya, kota pahlawan yang kaya akan sejarah dan budaya lokal. Salah satu warisan budaya yang patut dilestarikan adalah tarung derajat, sebuah tradisi seni bela diri khas Surabaya yang telah ada sejak zaman kolonial Belanda. Menelusuri jejak tarung derajat di Surabaya adalah seperti menggali kembali akar budaya yang telah lama terpendam.

Tarung derajat atau biasa disebut juga dengan tarung pencak, merupakan seni bela diri yang menekankan pada kekuatan fisik, mental, dan spiritual. Dalam tarung derajat, para pesilat tidak hanya dilatih untuk mempertajam teknik bertarung, tetapi juga untuk mengembangkan karakter dan moralitas yang tinggi.

Menurut Bapak Haji Abdul Muhyi, seorang ahli seni bela diri asal Surabaya, “Tarung derajat bukan hanya sekedar bela diri, tetapi juga merupakan bagian dari identitas budaya Surabaya. Melalui tarung derajat, generasi muda dapat belajar tentang kedisiplinan, kejujuran, dan semangat pantang menyerah.”

Tarung derajat juga memiliki peran penting dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat Surabaya. Dalam setiap pertandingan atau latihan, para pesilat saling mendukung dan membangun kebersamaan. Hal ini sejalan dengan ajaran Ki Hajar Dewantara, pendiri pendidikan Taman Siswa, yang mengatakan bahwa “melalui olahraga dan seni bela diri, kita dapat memupuk rasa persaudaraan dan kebersamaan di antara generasi muda.”

Namun, sayangnya, tradisi tarung derajat di Surabaya mulai tergerus oleh perkembangan zaman dan budaya populer dari luar. Banyak generasi muda yang lebih tertarik dengan olahraga modern seperti sepak bola dan basket, sehingga membuat seni bela diri tradisional seperti tarung derajat terpinggirkan.

Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk terus melestarikan dan mempromosikan tarung derajat sebagai bagian dari warisan budaya lokal yang patut dilestarikan. Melalui kegiatan pelatihan, pertunjukan, dan festival tarung derajat, kita dapat mengenalkan generasi muda Surabaya akan kekayaan budaya yang dimiliki oleh kota ini.

Sebagaimana dikatakan oleh Ibu Maria Wardhani, seorang budayawan Surabaya, “Tarung derajat adalah kebanggaan budaya lokal yang harus dilestarikan demi menjaga identitas dan jati diri masyarakat Surabaya. Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan tradisi ini agar tetap hidup dan berkembang di tengah arus globalisasi yang semakin kencang.”

Dengan demikian, melalui upaya menelusuri jejak tarung derajat di Surabaya, kita dapat membantu memperkuat dan memperkaya warisan budaya lokal yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kota pahlawan ini. Mari kita jaga dan lestarikan tradisi tarung derajat sebagai warisan yang berharga bagi generasi mendatang.